Menjadi pribadi yang disegani dimana orang-orang di sekitar Anda melakukan hal-hal yang Anda minta karena segan dan bukan hanya karena takut tentu menjadi dambaan setiap pemimpin. Ketika Anda disegani, anak buah melakukan tugasnya bukan karena takut yang dikarenakan terpaksa, tapi karena ada rasa senang bahkan dengan rela melakukannya karena segan dengan Anda. Tapi tidak sedikit pemimpin yang alih-alih disegani, tapi ia begitu ditakuti dan bahkan anak buah cenderung menghindarinya.
Memang tidak ada obat mujarab atau pil yang dapat langsung ditelan untuk membuat kita langsung menjadi pribadi yang disegani. Tapi ijinkan sebelum kita jawab rahasia menjadi pemimpin yang disegan, saya ajak Anda memperhatikan hasil penelitian dari seorang pakar sekaligus periset di bidang kepemimpinan yaitu Jim Collins dalam salah satu buku yang ditulisnya dan telah menjadi best seller, yang berjudul Good To Great. Dalam Good To Great, Jim Collins mengemukakan hasil yang sangat menarik dari penelitiannya selama lima tahun terhadap lebih dari 1.435 perusahaan yang berkinerja baik (good) yang dapat berhasil menerobos menjadi perusahaan yang berkinerja luar biasa (great).
Perusahaan-perusahaan yang berhasil melakukan lompatan hebat dan terobosan dahsyat dalam perjalanan mereka meraih sukses ternyata didapatkan kesamaan yaitu mereka dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang memiliki karakteristik utama yaitu personal humility (kerendahan hati). Pemimpin seperti ini rata-rata tidak begitu banyak tampil, jarang disorot, tidak pernah menyombongkan diri, tapi memiliki kinerja yang luar biasa.
Pemimpin dengan humility biasanya lebih banyak action daripada sibuk tampil di sana sini untuk diwawancarai. Pemimpin yang rendah hati sangat terbuka terhadap saran, kritik dan gagasan-gagasan baru. Pemimpin seperti ini lebih mudah untuk diajak berubah. Mereka selalu bersedia untuk belajar, belajar dan belajar dari siapa pun dan dimana pun. Tidak pernah menganggap dirinya sudah hebat, meski perusahaan yang dipimpinnya sedang berada di puncak keberhasailan. Mereka hadir dengan kesediaan untuk melayani orang-orang di sekitarnya, bukan menuntut untuk dilayani. Dan ternyata dengan cara seperti ini, pemimpin tersebut justru menjadi pribadi yang sangat disegani oleh anak buahnya. Mereka mendapatkan respek dan loyalitas dari orang-orang yang dipimpinnya secara luar biasa. Apabila melakukan kesalahan dan bahkan mengalami kegagalan, mereka selalu mengambil tanggung jawab dan tidak melemparkan kesalahan pad orang lain.
Ternyata menjadi rendah hati merupakan kunci utama, seorang pemimpin pada akhirnya dapat disegani atau tidak. Memiliki kemampuan dan kapabilitas terkait bidang pekerjaan yang Anda lakukan memang merupakan hal yang tidak kalah penting untuk orang dapat segan dengan Anda. Namun kapabilitas mumpuni tanpa sebuah personal humility, hanya akan berujung pada orang hanya takut pada Anda. Nah bagaimana sih mengembangkan humility ini ? Simak 6 prinsip yang perlu dilakukan pemimpin berikut ini yang diintisarikan dari Six Principles for Developing Humility As A Leader yang ditulis oleh John Dame dan Jeffrey Gedmin di Harvard Business Review:
1. Tahu yang tidak tahu.
Pemimpin yang rendah hati bersedia mengakui bahwa dirinya tak mengetahui segala hal bahkan ia secara terbuka mengatakan bahwa ada hal-hal tertentu yang ia tak tahu. Tentunya ia perlu mengubah pola pikir bahwa tidak harus pemimpin adalah serba tahu sehingga ia dapat tak perlu merasa malu bila sebagai pemimpin koq tidak tahu. Misalkan Anda seorang manajer yang tidak mengetahui semua permasalahan pelanggan Anda, tetapi para supervisor Andalah yang mengetahuinya. Anda tak perlu merasa malu dan menjadi sok tahu ketika supervisor Anda yang lebih mamahami karakter dan cara mendekati setiap pelanggan. Justru disinilah peran Anda untuk dapat memberi nasehat dengan gambaran yang lebih besar dan luas bagaimana memikat setiap pelanggan sesuai karakternya.
2.Tidak takut gagal karena publisitas.
Pemimpin juga masih manusia biasa, ia bukanlah superman atau superwoman. Ia tentu pernah berbuat salah bahkan melakukan kekeliruan yang fatal. Misalnya pada saat mengambil keputusan yang penting ternyata ada kesalahan karena kelalaiannya. Kalau Anda menghadapi hal seperti ini, jangan takut untuk akui kesalahan. Jangan juga takut karena nantinya akan beredar di publik bahwa Anda berbuat salah. Kenyataannya orang lain dapat maklum karena memang sifat manusia terkadang tidak luput dari kesalahan. Keberanian mengakui kesalahan tak membuat reputasi Anda akan hancur — bahkan bila Anda lakukan dengan tulus, orang-orang justru akan menilai bahwa Anda adalah pribadi yang bisa dipercaya.
3. Tidak merendahkan pesaing atau orang yang beroposisi.
Pemimpin dengan humility yang baik bersedia mengakui sisi lebih yang dimiliki pesaing atau kompetitor dan bahkan orang yang beroposisi dengannya. Mereka dapat legowo ketika ‘pesaing’nya lebih dipilih daripada dirinya. Anda tidak perlu menjelek-jelekkan pesaing atau menyalahkan ke pelanggan mengapa mereka memilih pesaing Anda dan bukan Anda. Justru pemimpin yang rendah hati dan pada akhirnya dapat disegani selalu mau belajar hal-hal baik apa yang pesaing tawarkan dan bandingkan dengan dirinya sehingga di kemudian hari Andalah yang dapat memenangkan persaingan.
4. Merangkul dan mendorong semangat melayani.
Sebuah layanan yang berkesan ialah ketika mereka yang dilayani merasakan adanya nilai tambah yang begitu bermanfaat yang dirasakannya. Istilahnya adalah adanya Nilai Plus, alias tidak hanya sekedar memberikan pelayanan, namun ada manfaat langsung yang bisa dirasakan. Inilah juga yang menjadikan pemimpin rendah hati disegani, yaitu ia bersedia memberikan nilai plus bagi siapapun yang dihadapinya, bahkan ini bisa menjadi citra diri yang kuat sebagai pemimpin dan suatu perusahaan dibanding kompetitornya ketika memiliki pemimpin-pemimpin yang memiliki semangat melayani dengan memberikan nilai plus yang tulus.
5. Mendengarkan ide meskipun liar sekalipun.
Mendengarkan orang lain apalagi anak buah bagi kebanyakan pemimpin masih merupakan tantangan tersendiri. Ini dapat dimaklumi karena bila Anda menjadi pemimpin bisa jadi pengalaman Anda lebih banyak sementara tim yang Anda pimpin memang masih kurang berpengalaman. Cara yang perlu dilakukan ialah Anda perlu mengubah pola pikir Anda sehingga hati dan pikiran Anda dapat menerima masukan dari orang lain, termasuk anak buah sekalipun. Ada sebuah teknik Berpikir Terbalik yang diprakarsai oleh Paul Arden, yang justru jika dilakukan mendatangkan banyak manfaat yang tidak kita pikirkan sebelumnya ketika kita belum ‘membalik’ pikiran kita. Cobalah sesekali minta nak buah Anda mengeluarkan ide-idenya bahkan ide liar sekalipun, dan Anda hanya mendengarkannya. Siapa sangka justru Anda dapat memperoleh ide-ide yang belum terpikirkan sebelumnya.
6. Bersemangat untuk selalu ingin tahu.
Ternyata rasa ingin tahu terhadap sesuatu menjadi hal yang jarang melekat pada orang yang tidak memiliki kernedahan hati. Mereka dengan sombongnya dan hanpir tak sadar menutup diri untuk tahu lebih banyak dari orang lain. Anda bisa mulai kembangkan rasa ingin tahu dengan keterbukaan untuk mengetahui misalanya kenapa pesaing lebih disukai pelanggan? Apa yang menyebabkan pelanggan memilihnya ketimbang Anda? Apa yang menarik darinya? Apa yang harus saya pelajari darinya, bahkan dari anak buah dan orang yang tidak lebih tidak berpengalaman dari Anda sekalipun.
Nah menjadi pemimpin yang bisa disegani, tidak sulit bukan? Terapkan 6 prinsip ini dalam setiap tindakan Anda terhadap setiap orang yang Anda hadapi, niscaya perlahan namun pasti karakter humility menjadi bagian dari Anda dan orang-orang di sekitar Anda dapat merasakan perubahannya dan mulai menyegani Anda.