Dewasa ini profesional muda semakin banyak yang dipercaya menjadi para pemimpin, mulai dari supervisor, manajer bahkan hingga level direktur dan manajemen puncak. Hmm..bagi mereka ini merupakan suatu kebanggan sekaligus juga tantangan tersendiri, terutama ketika harus menghadapi anak buah yang secara usia lebih senior. Bisa jadi juga sudah lebih lama berada di organisasi tersebut.
“Bro, masalahnya anak buah gue bukan cuma beda 2-3 tahun lebih muda, tapi dia 10 tahun lebih tua dari gue.”, seloroh seorang manajer dari lulusan program Management Development di sebuah perusahaan belanja online terkemuka di Indonesia.
Melihat budaya Indonesia yang masih menekankan rasa hormat pada yang senior atau yang lebih tua yang tinggi, maka perbedaan usia hingga 10 tahun bahkan lebih dengan anak buah bisa menjadi potensi masalah tersendiri.
Nah, untuk menyiasatinya pastikan Anda sebagai pemimpin muda memiliki sikap-sikap berikut yang perlu dibangun ketika berinteraksi dengan mereka.
1. Persiapkan mental Anda dan bersikaplah fleksibel
Siapkan diri Anda untuk menjawab ketika tiba-tiba datang pertanyaan “Sudah berapa tahun bekerja disini? ” Anda harus menyiapkan mental sekaligus jawaban ketika diserang dengan pertanyaan terkait lama kerja Anda yang mungkin berada di bawah anak buah Anda. Jangan sampai terlihat Anda gugup atau kehilangan percaya diri ketika menjawabnya. Jika mereka melihat tanda ketidakpercayadirian bisa jadi mereka dapat merasa Anda kurang kompeten untuk memimpin mereka.
Anda juga perlu tidak menanggapinya sebagai sesuatu yang bersifat personal ketika menjawabnya. Anda bisa menjawabnya dengan pengalihan pada hal yang bersifat lebih netral, seperti “Wah…bekerja disini ini membuat yang baru berasa seperti sudah lama ya, karena teman-teman kerjanya yang membuat saya serasa sudah seperti teman lama.”
2. Bangun komunikasi dua arah
Luangkan waktu Anda untuk membangun komunikasi dengannya melalui diskusi dua arah, dimana Anda memposisikan diri lebih sebagai pendengar, seseorang yang ingin mendapatkan pendapat, masukan hingga saran-saran berharga darinya berdasarkan pengalaman ataupun sudut pandang mereka.
Jangan lupa ciptakan juga suasana komunikasi yang informal, dalam hal ini untuk membuatnya merasa nyaman dengan Anda. Suasana yang nyaman ini bisa dimulai dari Anda yang berinisiatif untuk memposisikannya sebagai partner bertukar pendapat, rekan diskusi permasalahan seputar pekerjaan hingga ngobrol hal-hal yang lebih santai. Tentunya di awal membangun komunikasi dua arah ini Anda perlu menjaga sikap santun dan hormat padanya, sebagai seorang yang lebih senior dari Anda.
3. Carilah solusi dan hindari konfrontasi
Ada kalanya dalam hubungan kerja yang ada terjadi gesekan dengan rekan kerja yang senior ini. Hal yang harus Anda lakukan adalah selalu cari solusi bersama, mulai dari berbagai alternatif win-win solution yang memungkinkan hingga jalan tengah terbaik. Sedapat mungkin hindarilah konfrontasi. Bila gesekan yang ada sudah melibatkan unsur emosi, ada baiknya Anda dapat mengambil waktu berdiam diri terlebih dulu untuk menenangkan diri.
Jangan pernah bertindak ataupun mengambil keputusan di tengah emosi Anda masih memuncak. Anda juga dapat melibatkan pihak ketiga yang lebih netral dan dapat dipercaya untuk menengahi masalah dengan rekan senior, apalagi jika masalah sudah mengarah pada potensi konflik diantara hubungan Anda. Yang perlu diingat adalah selalu tunjukkan sikap positif, sehingga menjadi modal bagi Anda untuk menunjukkan bahwa Anda adalah aset berharga bagi perusahaan.
4. Jadikan sebagai partner kerja bersama
Memimpin rekan kerja yang lebih senior tentunya juga dibutuhkan kejelian dalam bersikap dan kepekaan dalam pengambilan keputusan. Apalagi di Indonesia para pemimpin yang lebih muda seringkali dihinggapi rasa sungkan dan segan. Untuk itu tanamkan dalam pikiran Anda bahwa anak buah yang senior tersebut bukanlah bekerja untuk Anda, namun mereka hadir untuk bekerja bersama-sama dengan Anda untuk kemajuan terbaik perusahaan.
Untuk mendukung hal ini, Anda perlu jeli dalam memutuskan hal-hal yang Anda akan lakukan terhadap setiap dari rekan senior yang Anda pimpin. Bagi mereka yang kompeten dan terlihat memiliki sikap kerja yang baik, jangan ragu-ragu untuk mempercayakan mereka pada tugas tanggung jawab yang lebih besar atau luas lagi untuk mempertajam kompetensi mereka. Sementara tidak dapat dipungkiri ada juga rekan kerja senior yang memiliki prestasi biasa-biasa saja atau cenderung mencari aman dalam bekerja. Nah untuk menghadapinya Anda perlu melakukan personal approach untuk mengetahui apa kendalanya, hal yang menjadi hambatannya untuk dapat berprestasi lebih lagi. Hanya dengan personal approach yang saling menghargai, bahkan Anda mengapresiasi dedikasi mereka maka akan ada keterbukaan dan mereka pun dapat lebih termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi di tim yang Anda pimpin.