Seringkali komunikasi gagal bukanlah karena kurang menariknya ide yang diungkapkan, kurang cemerlangnya ide yang diberikan; namun seringkali penyebabnya ialah cara penyampaian yang tidak tepat sesuai keadaan lawan bicara sehingga akhirnya gagasan yang diberikan ditolak! Dewasa ini baik dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari kita diperhadapkan tidak hanya 1 generasi yang berbeda, namun bisa hingga 2-3 generasi yang berbeda dalam satu ruangan di kantor atau bahkan satu meja kerja.
Dan nyatanya gesekan dalam berkomunikasi dengan rekan beda generasi menjadi hal yang lumrah ditemui di berbagai organisasi. Walau demikian, hal ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut karena akan sangat tidak sehat untuk perkembangan organisasi. Kemampuan berkomunikasi dengan beragam generasi pun menjadi tanggung jawab pribadi setiap individu yang berada di dalamnya. Pakar komunikasi antar generasi menyatakan “The first step to bridging the Communication Gap is to better understand the other perspective” (langkah pertama untuk menjembatani gap komunikasi ialah dengan memahami sudut pandang yang lain).
Dan berikut tips membangun komunikasi bagi Gen X dan para Baby Boomers di organisasi dalam membangun komunikasi dengan generasi juniornya yaitu Milenial dan Gen Z:
1. Jangan Mudah Baper!
Pernahkah berbicara di depan Gen Z, dan mereka justru tetap asyik dengan perangkat handphone atau gawainya masing-masing? Jika ya, jangan mudah langsung baper! Atau saat Anda mengungkapkan gagasan penting, seorang Milenial menanggapi dengan komtentar enteng ” Ide Bapak terlalu sulit, saya bisa membuatnya lebih praktis” Bila pernah mengalami, jangan langsung marah atau terlalu ditanggapi dengan serius! Bila para senior Gen X menanggapi terlalu sensitif dan menganggapnya sebagai bentuk sikap tidak respek, Anda akan gagal berkomunikasi dengan mereka karena telah salah mempersepsi. Sesungguhnya Milenial ataupun Gen Z yang bersikap demikian bukanlah menunjukkan mereka bersikap kurang ajar, hanya itu adalah cara mereaka mengeluarkan isi kepala dan isi hati mereka.
Bisa jadi Gen Z yang no response saat Anda berbicara karena menurutnya pesannya tidak relevan dengan dirinya atau hanya berupa perintah yang membuatnya enggan untuk terlibat lebih lanjut.
2. Perlakukan Sebagai Partner
Bagi tidak sedikit generasi senior yaitu Gen X dan jika masih ada Baby Boomers di organisasi Anda, mereka akan senang dan secara otomatis menyuruh-nyuruh tim juniornya. Bahkan disadari atau tidak seringkali mereka “ngotot” dengan pendirian yang sudah diyakininya. Dan inilah yang bisajadi seringkali membuat Milenial dan Gen Z menanggapinya dengan acuh tak acuh. Sesuai dengan latar belakangnya yang lahir di era 80an Milenial sangat ingin diperlakukan sebagai partner, dan bukan hanya bawahan yang diperintah. Sementara Gen Z yang lahir di era akhir 90an sangat ingin ide-idenya bersama pengalaman dunia digital yang dibanggakannya, dapat dihargai. Pada intinya mereka ingin didengarkan sebagai partner yang sejajar posisinya.
3. Bicaralah Lebih Ringkas
Berikutnya agar ide dan pendapat Anda mendarat di kepala Milenial dan Gen Z, ungkapkanlah secara ringkas. Hindari terlalu panjang dan kompleks yang hanya akan membuatnya langsung skeptis di awal. Milenial hidup dengan kepraktisan, terlebih lagi Gen Z yang terlahir di era serba digital telah hidup dengan kondisi zaman yang sudah serba instan! Inilah yang juga telah membentuk pola komunikasi mereka yaitu praktis, ringkas dan cepat! Karenanya sampaikanlah pesan yang singkat, padat dan langsung pada intinya bagi mereka, karena akan lebih efektif dipahami ketimbang pesan yang panjang atau terlalu berbunga-bunga.
4. Beri Apresiasi
Walau sepertinya terkesan acuh tak acuh, Milenial dan Gen Z sebenarnya sangat mengharapkan apresiasi dari pemimpin maupun rekan kerjanya atas upaya serta hasil kerjanya. Tidak adanya apresiasi dan lingkungan yang tidak peduli akan usaha-usaha yang telah mereka tunjukkan selama bekerja, akan membuat Milenial dan Gen Z tanpa berpikir panjang mencari tempat kerja yang baru.
5. Arahkan, Bukan Beri Perintah
Pernahkah di tengah kekesalan terhadap Milenial ataupun Gen Z, Anda langsung berbicara “Kerjakan saja seperti yang sudah ada ini. Apa sulitnya, sih?!” Kalimat seperti ini akan memicu Milenial dan Gen Z merasa disudutkan dan tidak dihargai sama sekali. Mereka akan merasa kehadirannya di tempat kerja ternyata hanya untuk melakukan hal-hal yang tidak berarti, yang pada akhirnya mereka akan merasa tidak dapat menggapai tujuan dan cita-citanya. Untuk menjembatani komunikasi dengan mereka, ingatlah untuk tidak memberi mereka perintah tapi arahan yang disertai ajakan ajakan. Perintah apalagi yang hanya satu arah hanya akan membuat Milenial dan Gen Z terkekang dan merasa tidak dapat berkespresi. Namun arahan yang disertai ajakan akan membuat mereka diberikan kepercayaan.
6. Beri Ruang Berkreasi
Saat gaya komunikasi perintah sudah diubah menjadi arahan dengan ajakan, selanjutnya berilah mereka ruang untuk berkreasi. Sebagai Gen X mungkin Anda merasa lebih jauh berpengalaman, tapi berilah mereka ruang berpendapat dan berkreasi karena dunia mereka saat ini sangatlah tanpa batas sehingga seringkali mereka memiliki wawasan dan cara berpikir kreatif yang hanya akan muncul jika diberi ruang yang luas untuk berkreasi.
Tidak sulit bukan berkomunikasi dnegan mereka yang beda generasi dengan kita? Jika kita memiliki pemahaman antar generasi dan siap menyelaraskan sikap, niscaya dapat semakin memberdayakan potensi-potensi yang dimiliki tim Milenial dan Gen Z. Next Leader Consulting sebagai partner pengembangan tim multigenerasi siap membantu mendampingi para senior leader di organisasi Anda!