Seperti telah dibahas di artikel sebelumnya, kecerdasan emosional (Emotional Intelligence) dapat dilatih dan dikembangkan. Memang kecerdasan emosinal juga bersifat bawaan, namun seiring waktu dari seseorang lahir dan dibesarkan maka pengaruh lingkungan sangatlah berperan terhadap membentuk kecerdasan emosional. Sebelum kita membahas bagaimana melatih dan mengembangkannya, ada baiknya kita memahami apa sih sebenarnya kecerdasan emosinal itu?
Kecerdasan emosional, atau EI (Emotional Intelligence) adalah kemampuan untuk memantau, mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi diri kita serta orang-orang di sekitar kita. Menurut National Center for Biotechnology Information (NCBI) individu dengan kecerdasan emosional rendah umumnya tidak mengerti apa yang mereka rasakan atau apa arti emosi mereka. Sementara fakta membuktikan individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi, umumnya lebih berhasil baik dalam usaha pribadi dan profesional. Sebuah studi yang dilakukan selama 40 tahun di UC Berkeley menyatakan bahwa kecerdasan emosional hampir 4 kali lebih kuat daripada IQ dalam memprediksi kesuksesan. Studi internal oleh PepsiCo mengungkapkan bahwa manajer dengan tingkatkecerdasan emosional tinggi mengungguli target tahunan sebesar 15-20%. Selanjutnya sebuah studi oleh Motorola di SHRM, 93% karyawan di pabrik Motorola menjadi lebih produktif setelah mengadopsi program kecerdasan emosional yang aplikatif untuk menghilangkan stres.
Lalu bagaimana kita dapat mulai meningkatkan kecerdasan emosional? Berikut mari kita lihat 5 area kecerdasan emosional u yang perlu kita latih dan kembangkan.
I. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Kesadaran diri mengacu pada kapasitas seseorang untuk lebih memahami mengapa mereka merasakan apa yang mereka rasakan. Dengan berfokus pada kesadaran diri ini akan membantu kita lebih memahami motivasi dan tindakan kita sendiri, sehingga dapat melihat situasi secara lebih objektif.
Adapun individu dengan kesadaran diri yang tinggi, memiliki ciri-ciri:
- Tahu kekuatan dan keterbatasan mereka sendiri—dan jangan melebih-lebihkan diri mereka sendiri atau meremehkan kekuatan mereka
- Memiliki rasa nilai moral dan tujuan yang baik
- Dapat lebih mudah mengontrol pikiran dan perilakunya
Sementara individu dengan kesadaran diri rendah, memiliki ciri-ciri:
- Sering terjebak di zona “ingin menyenangkan orang lain”
- Mengalami kesulitan menerima dan mendengar umpan balik dari orang lain
- Sering membuat alasan untuk menghindari menghadapi kenyataan pahit
Langkah Praktis yang Dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Kesadaran Diri:
1). Lakukan dengan perlahan: Saat Anda mengalami kecemasan, kemarahan, atau emosi kuat lainnya, berhentilah, tarik nafas dalam-dalam, dan periksa alasannya. Dapatkan hingga penyebab utama atau akar dari emosi Anda dengan bertanya pada diri sendiri “mengapa” sampai Anda mencapai akarnya.
2). Akui kelemahan: Jika Anda pernah menjawab pertanyaan wawancara “Apa kelemahan terbesar Anda?” bila Anda memberikan jawaban seperti “Saya cenderung bekerja terlalu banyak” atau “Saya datang terlalu awal untuk rapat”, maka Anda memiliki beberapa pekerjaan yang harus dilakukan. Keluarkan pena dan kertas dan tuliskan 3 kelemahan terbesar Anda. Atau, jika Anda tidak dapat memikirkannya, tanyakan kepada teman dan keluarga terdekat Anda. Ini bukanlah latihan untuk melihat seberapa buruk Anda, tetapi kesempatan untuk mengakui di mana kesadaran diri bisa semakin berkembang.
3). Catatlah dalam jurnal pribadi: Jika Anda tidak menyadari pikiran Anda atau mengapa Anda melakukan sesuatu (saya merasakan dorongan emosi yang begitu kuat, ingin tiba-tiba melarikan diri, dan sebagainya tetapi saya tidak tahu mengapa!), maka membuat jurnal adalah sesuai untuk Anda. Menulis membantu Anda fokus pada pikiran dan memvisualisasikan. Anda juga dapat menggunakan tulisan untuk menunjukkan dengan tepat akar penyebab frustrasi Anda, seperti menuliskan waktu dimana Anda mengalami konflik dengan anggota tim Anda.
II). PENGATURAN DIRI (SELF REGULATION)
Pengaturan diri mengacu pada kemampuan untuk seseorang dapat mengendalikan emosi, pikiran, dan impuls yang berbahaya. Tidak seperti pada kesadaran diri, pengaturan diri mengambil peran yang lebih jauh dalam mengendalikan pikiran dan emosi. Pemimpin dan profesional yang secara aktif mengatur diri mereka sendiri cenderung tidak menyerang anggota timnya atau individu lain secara verbal, terutama selama krisis ketika semua orang mencari pembenaran.
Individu dengan regulasi diri yang tinggi memiliki ciri-ciri:
- Mampu mengendalikan pikiran dan tindakannya
- Lebih fleksibel dengan perubahan keadaan
- Mereka lebih bertanggung jawab secara pribadi atas kesalahan yang telah dibuat
Sementara individu dengan regulasi diri rendah memiliki ciri-ciri:
- Sering impulsif dan menyerah pada kebiasaan buruk
- Memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang rendah
- Memiliki ledakan kemarahan atau memperlakukan orang lain secara tidak adil
Langkah Praktis yang Dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Pengaturan Diri:
1). Gali lebih dalam nilai-nilai Anda: Apakah Anda tahu kapan harus berkompromi dan kapan tidak? Apakah Anda memahami nilai-nilai yang paling Anda sayangi? Luangkan waktu untuk memeriksa kode etik Anda dan mencari tahu apa yang penting bagi Anda. Jika Anda tidak tahu harus mulai dari mana, pelajari lebih dalam apa artinya menjadi versi terbaik dari diri Anda.
2). Tingkatkan akuntabilitas diri: Apakah Anda telah melewatkan tenggat waktu pembayaran? Anda harus membayar pajak. Anjing tetangga tiba-tiba mengejar Anda di jalan. Apa pun itu, cobalah untuk tidak melihat diri Anda sebagai korban. Sebaliknya, kendalikan apa yang bisa Anda ubah. Tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang bisa saya lakukan secara berbeda lain kali?” Identifikasi satu hal yang selama ini Anda tunda untuk dilakukan dan ambil tanggung jawab.
3). Jadilah seperti air: Ambillah nasihat terkenal Bruce Lee “Jadilah seperti air”. Apakah Anda menenangkan diri dengan menakut-nakuti orang lain dan kemudian menjadi berperilaku negatif, atau apakah Anda menenangkan diri dengan relaksasi diri atau berjalan-jalan di taman? Menjadi seperti air berarti beradaptasi dengan perubahan di lingkungan Anda. Lain kali Anda menghadapi stres, diamlah sejenak tarik nafas dalam-dalam dan pikirkan apa yang bisa Anda kendalikan.
III. KESADARAN SOSIAL (SOCIAL AWARENESS)
Kesadaran sosial mengacu pada kemampuan seseorang untuk secara akurat membaca dan menafsirkan isyarat sosial dan berkomunikasi dengan orang lain secara lebih efektif. Pemimpin dan profesional dengan ketrampilan sosial yang tinggi akan jeli menangani situasi yang berbeda dan membuat tim mereka bersedia mendukung mereka setiap saat. Orang-orang yang cerdas secara emosional ini memimpin dengan memberi contoh sehingga dapat membalikkan keadaan menjadi lebih baik, dan mereka jarang puas sampai mereka mencapai tujuan mereka, baik itu melaksanakan proyek baru atau memecahkan konflik internal.
Individu dengan kesadaran sosial yang tinggi memiliki ciri-ciri:
- Tahu cara keluar atau mengakhiri dari percakapan dengan anggun
- Pandai menghindari argumen
- Mampu mengontrol aliran percakapan
Sementara individu dengan kesadaran sosial rendah dengan ciri-ciri:
- Sering disebut ‘canggung’
- Jarang diajak hang out / acara kebersamaan dengan orang lain
- Sering salah membaca isyarat dan dinamika sosial
Langkah Praktis yang Dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Kesadaran Sosial:
1). Berikan pujian terbaik yang tulus: Ada perbedaan antara pujian palsu dan tulus. Berikanlah selalu pujian dengan tulus dan usahakan Anda mengutarakan dengan kata-kata terbaik dari diri Anda untuknya. Namun jika Anda sedang tidak mengetahui pujian terbaik unutk dikatakan kepada orang lain, cobalah pujian secara umum. Berikan pujian terkait pekerjaannya, penampilannya atau hal lain yang masih bersifat umum namun tetap dengan kata-kata terbaik Anda yang tulus. Tetapi Anda memiliki tugas untuk mengenalinya lebih lanjut untuk dapat memberikan pujian secara lebih personal pada orang tersebut dan membuatnya seketika akan senang dengan Anda!
2). Belajar berkomunikasi secara efektif: Ada banyak cara untuk berkomunikasi secara efektif di tempat kerja, seperti mengendalikan emosi terlebih dulu sebelum berkomunikasi, menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tangan unutk memperkuat pesan Anda, dan meluangkan waktu untuk berpikir sebelum berbicara yaitu pikirkan bagaimana respon orang lain terhadap hal yang akan Anda utarakan.
3). Praktekkan dalam sosialisasi sehari-hari: Bagaimana Anda mengembangkan lebih banyak kesadaran sosial? Tiada lain adalah dengan terus mempraktekkannya. Pergilah ke acara networking, berbagai komunitas, kunjungi rekan dan kenalan adalah kesempatan untuk memulai percakapan dan melatih kesadaran sosial Anda.
Selamat terus melatih dan mengembangkan kecerdasan emosional dengan 3 area Kesadaran Diri, Pengaturan Diri dan Kesadaran Sosial yang Anda fokuskan untuk dilatih dan dikembangkan. Next Leader Consulting hadir sebagai partner dalam memfasilitasi para pemimpin dan profesional untuk secara konspetual dan aplikatif mengembangkan kecerdasan emosinal melalui asesmen, pelatihan intensif dan pendampingan melalui program coaching untuk mendapatkan hasil pada kesuksesan individu dan tim kerja.