Generasi Z: Populasi Terbesar dengan Karakter Unik di Dunia Kerja
Generasi Z identik dengan kemampuan menggunakan teknologi informasi yang lebih piawai dibanding generasi sebelumnya. Mereka mandiri dalam mencari pengetahuan, menyukai hal-hal yang serba instan, dan kini menjadi populasi terbesar di Indonesia.
Menurut Data Statistik BPS 2024, Gen Z mendominasi hingga 33,6% dari populasi nasional — sekitar 66,8 juta jiwa.
Fenomena ini menjadi tantangan bagi para pemimpin untuk mengembangkan gaya kepemimpinan yang relevan dengan karakteristik Gen Z.
Agar mampu beradaptasi, para pemimpin dan profesional SDM perlu memahami tantangan hidup yang dihadapi Generasi Z — generasi yang sering dijuluki “butuh healing”, namun sesungguhnya menghadapi tekanan yang kompleks dari perubahan zaman.
Yuk simak ulasan dari Next Leader Consulting berikut ini untuk lebih memahami, berempati, dan membantu Generasi Z mengatasi berbagai tantangan dalam karier dan kehidupan profesional.
1. Tantangan Pengetahuan dan Keterampilan Kerja
Perkembangan teknologi yang begitu cepat membuat permintaan terhadap keterampilan kerja semakin bervariasi dan kompleks.
Sayangnya, sistem pendidikan tradisional sering kali belum mampu mempersiapkan generasi muda menghadapi pasar kerja yang dinamis.
Kebutuhan Keterampilan Baru
Generasi Z perlu terus mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja saat ini, seperti:
Coding dan data analytics
Digital marketing
Desain presentasi digital
Pemecahan masalah kreatif
Critical thinking dan kemampuan komunikasi
Untuk memenuhi tuntutan ini, Gen Z perlu terus memperbarui pengetahuannya, tidak hanya dari pendidikan formal, tetapi juga melalui:
Kursus online
Program pelatihan profesional
Proyek nyata dan hands-on experience
Langkah ini akan membantu meningkatkan daya saing dan kesiapan mereka di dunia kerja.
2. Tantangan Cara Kerja yang Semakin Digital
Kehadiran kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi digital telah mengubah cara kerja di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, jasa, perbankan, hingga manufaktur.
Akibatnya, Gen Z tidak hanya bersaing dengan sesama pekerja muda, tetapi juga dengan sistem berbasis AI dan robotik yang dapat menggantikan sebagian peran manusia.
Tantangan ini menuntut Gen Z untuk:
Lebih adaptif terhadap perubahan teknologi,
Terus meningkatkan literasi digital, dan
Mengasah kemampuan yang tidak bisa digantikan oleh mesin, seperti kreativitas, empati, dan kepemimpinan.
3. Tantangan Kesehatan Mental
Tekanan dari media sosial, notifikasi tanpa henti, tuntutan pekerjaan, dan ekspektasi sosial turut memicu tingginya stres dan kecemasan di kalangan Gen Z.
Menurut Deloitte (Maret 2022), sekitar 46% Generasi Z melaporkan mengalami stres dan kecemasan terkait pekerjaan.
Masalah dalam hubungan sosial, penerimaan diri, hingga hubungan romantis sering kali membuat mereka mencari bantuan profesional seperti psikolog atau terapis kesehatan mental.
Untuk mengatasinya, Gen Z perlu belajar:
Mengatur batasan dengan media sosial,
Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi,
Serta menerapkan teknik self-care dan manajemen stres yang sehat.
4. Tantangan Ketidakpastian Karier
Banyak profesional Gen Z mengalami stres karena ketidakpastian arah karier.
Perubahan cepat di dunia kerja dan meningkatnya tuntutan kompetensi menyebabkan rasa tidak aman terhadap masa depan profesi.
Seorang psikoterapis Amerika menjelaskan:
“Meskipun gaji tetap sama, biaya hidup terus meningkat. Generasi Z menghadapi tekanan besar untuk menemukan pekerjaan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memuaskan secara mental dan emosional.”
Berbeda dari generasi sebelumnya (Gen X dan Baby Boomers) yang melihat pekerjaan sebagai bentuk tanggung jawab dan dedikasi, Gen Z ingin pekerjaan yang selaras dengan nilai dan makna hidup mereka.
Namun, idealisme ini kadang membuat mereka lebih mudah ragu dan gelisah terhadap masa depan kariernya.
5. Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
Meskipun hidup di era digital, Generasi Z menghadapi tantangan ekonomi yang cukup berat.
Resesi global, fluktuasi pasar, dan ketidakpastian ekonomi membuat mereka khawatir tentang peluang kerja dan stabilitas finansial.
Hal ini mendorong banyak Gen Z untuk:
Mencari jalur karier alternatif,
Menjalankan side hustle atau bisnis sampingan,
Dan berinovasi dalam menciptakan peluang kerja mandiri.
Untuk bertahan, Gen Z perlu mengembangkan pola pikir kreatif dan inovatif, serta terbuka terhadap berbagai bentuk karier baru di ekonomi digital.
Next Leader Consulting: Mitra Pengembangan Generasi Z di Dunia Kerja
Next Leader Consulting sebagai partner dalam pengembangan pemimpin lintas generasi, memiliki berbagai program pelatihan praktis dan pengetahuan up-to-date untuk membantu profesional Generasi Z agar mampu:
Survive bahkan success di tengah tantangan karier modern,
Meningkatkan keterampilan yang relevan dengan era digital, dan
Menemukan arah karier yang bermakna dan berkelanjutan.
Next Leader Consulting fokus pada pengembangan pemimpin lintas generasi melalui program Training Kepemimpinan, Coaching Kinerja, HR Assessment dan Gamification e-Learning. Silahkan dapat kontak team kami melalui Live Chat untuk merekomendasikan program yang tepat sesuai kebutuhan di organisasi Anda.












